Terbukti Dalam Kuliah Umum di Unipa “Mangrove” di Papua Terbaik di Indonesia

 Mangrove (Sumber : google/PN)

Manokwari,WAGADEINEWS - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Papua (Faperik Unipa) telah sukses menggelar Kuliah Umum dengan topik “Konservasi Ekosistem Mangrove Sebagai Bagian Dari Integrated Coastal Management (ICM) Di Indonesia”, di Aula Faperik, Jumat (06/04/2018) pukul 09:00 hingga 10:30 WIT.



Sejauh Pantauan media, menjadi pemateri utama, Dr. Rudi (ketua Prodi S-3 di Universitas Diporonegoro-Semarang). Sedangkan menjadi moderator,  Ibu Tresia Tururaja S.Ik, M.Si (Dekan III Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Papua Unipa).

Ada pun Kuliah Umum ini diikuti oleh puluhan mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di Universitas Papua Unipa.
Mahasiswa bersama pemetari usai kuliah umum . Jumat, (06/04), di Aula Faperik Unipa. (Fhoto : YM/PN)
Dalam pematerinya, Dr.Rudhi menjelaskan kondisi mangrove di Indonesia, memiliki sebanyak 60% Mangrove (hutan bakau).

Jadi,  kondisi Mangrove atau hutan baku di Indonesia yang terbaik hanya terdapat di Papua dan Papua Barat ,jelasnya.

Mangrove  Papua dan Papua Barat terbaik dikarenakan  masih dalam kondisi alami dan kesuburannya sangat terbaik. Kalau kita lihat di Jawa kebanyakan penanaman kesuburannya tidak stabil,kata Rudhi dalam pertengahan paparan materinya.


Mengrove di Papua, Rudhi kategorikan kelas terbaik pasalnya, Dirinya telah meneliti sendiri di dua Kota di Papua yani, di Bintuni pada tahun 1993-1995 dan di Kota Timika pada tahun 2000-2002.

Dokter Rudhi juga adalah Ketua Program studi strata 3 (s-3) Faperik di universitas Diponegoro-Semarang ini berharap agar Mangrove di Papua dan Papua Barat tetap terpelihara menjadi kebanggaan tersendiri dimata dunia lain.

“untuk Mangrove di Papua dan Papua Barat ini kita harus jaga supaya tetap menjadi Mangrove yang terbaik yang bisa menjadi contoh di daerah lain baik itu di Indonesia maupun di Negara-negara lain.”

Pewarta : Yulianus Mote
Editor     :  Petrus Yatipai

Sumber : pitoonews

Komentar